Ini bukanlah tulisanku yang terbaru. Ini adalah salah satu tulisan yang berhasil mengantarkanku untuk merealisasikan mimpiku. Siapa yang tahu seorang anak kampung bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang biasa ia temuinya di layar televisi? Siapa yang tahu?

Bertemu dan “say hello” langsung dengan Frank Lampard, Petr Cech, Ashley Cole, dan lain-lain. Meskipun tak ada pemain idolaku, John Terry, tetap saja, bertemu langsung dengan mereka merupakan hal yang sangat luar biasa. Apalagi hal itu dihasilkan oleh pikiran, tenaga dan materiku sendiri. Maksud materi di sini, bukan dengan cara membeli tiket signing session yang berharga Rp 7 juta. Bukan! Maksudnya adalah biaya mengisi pulsa modem. Hiahahaha.

Hanya ingin berbagi saja kembali. Tulisan ini dipasang juga di blogku, welovejohnandfrank.wordpress.com, yang berisi semua hal tentang Chelsea. Selamat menikmati!

Satu pesanku, jika ada kesempatan menghampiri, mengapa tak kau coba? Terakhir, jadilah mengagumkan lewat cara dan jalanmu sendiri. Insha Allah, you’ll find what you want.

Tasikmalaya, 12 Mei 2013

Setiap klub memiliki legendanya masing-masing. Setiap tim punya pemain yang namanya selalu dinyanyikan oleh fans, bahkan sampai mereka kehabisan suara. Tak bisa dipungkiri bahwa John Terry dan Frank Lampard adalah legenda Chelsea terbesar di generasi ini.

John Terry mendandatangani kontrak dengan Chelsea pada usia 14, lama sebelum Chelsea jadi kekuatan besar sekarang ini. Ia telah bermain dengan Rio Ferdinand dan Ledley King di akademi Senrab FC sebagai anak yang sering dipuji dan diprediksi akan jadi hal besar dalam sepak bola Inggris di masa depan. Pada awal-awal karirnya, Terry bermain di lini tengah, tapi seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan bakatnya dan pindah ke bek tengah.

Keputusannya untuk bergabung dengan Chelsea datang meskipun ada tawaran dari Sir Alex Ferguson, yang dilaporkan mengiming-imingi John Terry muda dengan makan favoritnya, kacang pada roti, dalam upaya untuk membujuk dia bergabung Manchester United pada tahun 1994. Namun, pelatih berkebangsaan Skotlandia itu tidak berhasil, dan sampai saat ini Terry tetap satu-satunya pemain dari akademi Chelsea yang berhasil naik melalui tahap demi tahap segmen umur di Stamford Bridge.

John Terry dan Frank Lampard di sesi latihan.

John Terry dan Frank Lampard di sesi latihan.

Sejak bergabung dengan Akademi pada tahun 1995, Terry telah jadi kapten Chelsea di 400 kali lebih pertandingan dan mencetak 55 gol sejauh ini. Mencetak 55 gol? Tak yakin John Terry itu seorang pemain bertahan jika melihat jumlah golnya.

Frank Lampard mengikuti jejak ayahnya yang terlebih dahulu jadi legenda West Ham. Ia tidak pernah menduga bahwa di akan menjadi olahragawan saat masih kecil. Namun keinginannya untuk berhasil seperti ayahnya, mendorong dia untuk menempatkan diri berjam-jam sebagai latihan tambahan di lapangan. Kebiasaan dia berlanjut hingga hari ini.

Lampard membuat keputusan untuk pindah ke London Barat pada tahun 2001. Uang £11 juta jadi maharnya. Ia langsung jadi andalan di lini tengah Chelsea. Suporter Chelsea awalnya tak sepenuhnya menyambut dia. Seperti kita ketahui, Wes Ham dan Chelsea adalah rival dalam masalah sepak bola dan suporternya. Tetapi kesederhanaan dan profesionalisme dari Lampard segera memenangkan mereka.

Lampard adalah wakil kapten dari John Terry saat ini. Lampard diperintah untuk memimpin pasukan di Munich pada 19 Mei 2012 lalu, dan berhasil menjuarai trofi Liga Champions pertama sepanjang sejarah Chelsea.

Dengan 203 gol untuk klub, Lampard kini telah melebihi rekor Bobby Tambling yang mencetak 202 gol untuk Chelsea. Ketika kita mempertimbangkan fakta bahwa dia sebenarnya bermain di lini tengah, dengan catatan konsisten mencetak gol 10 atau lebih, selama 10 tahun berturut-turut di Premier Legue. Kita pasti akan mengerutkan dahi sembari bertanya pada diri sendiri, “dia itu midfielder atau striker?”

Hari demi hari berlalu. Tahun demi tahun berganti. Lampard dan Terry telah jadi sosok yang vital di tim. Kesetiaannya pun tak bisa dipungkiri lagi. Banyak klub yang menggoda mereka. Namun mereka tetap setia dengan Chelsea. Sulit membayangkan mereka menggunakan jersey klub lain selain Chelsea.

Berbicara Terry dan Lampard, kedua pemain tersebut tidak sepenuhnya terhindar dari publikasi negatif. Terry kerap kali mendapatkan masalah, diantatranya tentang isu perselingkuhan dengan kekasih mantan rekannya dan kasus rasisme dengan Anton Ferdinand.

Berbeda dengan Terry, Lampard telah memelihara namanya dengan bersih. Tapi pada tahun 2000 ada video sex dirilis oleh Channel 4 yang menampilkan dia, Kieron Dyer dan Rio Ferdinand. Setahun kemudian, kedua pemain telah setelah mabuk lalu melecehkan wisatawan Amerika di Bandara Heathrow tentang kejadian 911.

Ketika Chelsea mencapai Final Liga Champions pertama di 2008, Lampard pergi ke Moskow meskipun berduka setelah kehilangan ibunya akibat pneumonia, beberapa minggu sebelumnya. Ketika ia mencetak gol, dia berlari kepada para penggemar dan mengangkat tangannya ke langit sebagai salam kepada ibunya yang telah meninggal.

Di final, adu penalti berkembang di mana jika Chelsea bisa mengkonversi tendangan kelima, mereka akan dinobatkan juara Eropa untuk pertama kalinya, mengalahkan Manchester United karena kesalahan Cristiano Ronaldo.

Dengan Didier Drogba yang dikartu merah setelah menampar Nemanja Vidic, John Terry melangkah ke depan untuk mengambil tendangan kelima. Terpeleset, bola membentu gawang sebelah kanan. Ia lalu tertunduk. Chelsea akhirnya kalah, setelah  tendangan Nicolas Anelka berhasi diblok. Tak ada sejarah juara baru di sana.

Setelah kejadian ‘miss’ penalti di final, Terry menulis surat terbuka sebagai bentuk permintaan maaf kepada para suporter Chelsea. Dia mengerti betapa berartinya trofi tersebut bagi para suporter Chelsea. Frank Lampard tidak berbeda juga. Selama Piala Dunia antar klub di Jepang, para pemain yang lesu di lapangan setelah kekalahan dari Corinthians di final, diingatkan oleh Lampard untuk mengucapkan terima kasih kepada para suporter yang telah melakukan perjalanan setengah jalan di seluruh dunia, dengan biaya yang besar, untuk mendukung tim mereka.

Lampard adalah orang dengan peran yang sangat vital selama ini. Sementara, Terry adalah pemain langka dalam sepak bola modern, one man-club. Kedua pemain, sulit untuk kita pisahkan dari nama Chelsea. Kontribusinya terlalu besar untuk dilupakan di kemudian hari. Di musim ini, mungkin salah satu dari mereka akan pergi karena tak mendapat perpanjang kontrak. Semoga banner ‘SUPER FRANKIE LAMPARD’ dan lain berjudul ” JT CAPTAIN, LEGEND, LEADER” akan selalu terpampang di salah satu tribun di Stamford Bridge, meski mereka sudah tak bermain lagi untuk Chelsea.

Jadi, mana yang lebih besar? John Terry atau Frank Lampard? Kebanyakan dari kita pasti akan memilih Frank Lampard dengan segala gol dan kontribusinya. Namun, setiap orang memiliki perspektifnya masing-masing mengenai hal ini.

Which is your choice? ‘JT Captain, Leader, Legend’ or ‘Super Frankie Lampard’?

Pin It on Pinterest

Share This